PB-HMI Terjerat Oportunisme

Opini

Ditulis Oleh : Ismawadi (Kader HMI Cabang Mataram)

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) perlu dipertanyakan keberadannya. Sejauh ini, eksistensi PB-HMI di kancah gerakan aktivisme kepemudaan mengalami kemerosotan. Miskin narasi dalam merespon isu-isu krusial yang sedang berkembang. Polemik kebangsaan dan keumatan secara nasional hanya ditonton tanpa ada kritik dan komentar.

Padahal, semua merindukan kehadiran HMI dalam menyikapi problematika negara dan rakyat. Namun, PB-HMI seakan gagal membangun gagasan untuk menginterupsi kekusaan yang tak berpihak pada kepentingan publik. Harusnya, dengan berbagai gejolak sosial yang sedang terjadi merupakan momentum untuk menegaskan posisi organisasi yang berperan sebagai wadah perjuangan.

Sejauh ini, PB-HMI di bawah kepemimpinan saudara Raihan Ariatama kehilangan arah juang organisasi. Patut diduga, PB-HMI hanya sibuk mencari swaka ke elit-elit penguasa yang kental dengan nuansa prgamatis dan opurtunis. Sehingga urusan-urusan organisasi yang prinsipil dan fundamental terabaikan.

PB-HMI kehilangan wacana kritis. Kehilangan spirit intelektual organik muslim. Hanya menikmati kekuasaan tanpa ada kegelisahan melihat suasana kebatinan masyarakat kita. Justru yang dilakoni ialah dekat dengan ketiak penguasa. Harusnya mereka berhadap-hadapan dengan kekuasaan guna berkelahi secara pikiran membedah jalan pikir pemerintah.

Pengesahan UU Cipta Kerja, dugaan TPPU di lingkaran Kementrian Keuangan, masalah penegakan hukum, kualitas demokrasi, potret buram pembangunan Indonesia, kesenjangan sosial, dan kebijakan yang timpang dari negara tak pernah digubris oleh PB. Rutinitas PB HMI hanya seremonial belaka, gaya-gayaan tapi minim substansi.

Selain itu, urusan internal begitu amburadul. Sampai detik ini Rapat Harian (Rahar) PB-HMI belum kunjung dilakukan. Pleno 3 PB-HMI sampai sekarang tidak jelas kabarnya. Cabang-cabang yang sudah mengajukan permohonan SK berbulan-bulan belum juga dibahas. Belum lagi konflik cabang yang tak ada atensi serius dari pengurus besar.

Ke mana PB-HMI? Mereka tak pernah memikirkan bagaimana dan seperti apa wajah HMI saat ini. Mereka hanyak duduk manis saat cabang-cabang dan komisariat bekerja serta berfikir keras membesarkan HMI di daerah maupun di kampus-kampus. Percuma jadi Pengurus Besar, tapi pikiran dan hatinya kecil.

Karena itu, optimalisasi kinerja PB-HMI secara internal dan eksternal mestinya segera dituntaskan sebelum pelaksanaan Kongres digelar. Kalau tidak mampu, PB-HMI harus segera mengadakan Kongres untuk mempercepat sirkulasi kepemimpinan. Ketimbang terus memegang jabatan tapi tidak memaksimalkan amanah.

Pos terkait

5 1 vote
Beri Rating untuk Artikel
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments